Blog
Mencapai tubuh ideal dalam ukuran berat dan bentuk tubuh tentunya menjadi idaman banyak orang, khususnya kaum wanita. Banyak wanita yang rela melakukan demi memiliki tubuh yang langsing, mulai dari diet ketat hingga perawatan dan sedot lemak. Namun banyak dari mereka yang melupakan, atau bahkan mungkin tidak menyadari, bahwa berat badan yang berlebih tidak semata-mata disebabkan oleh persoalan makan dan jenis makanannya saja.
Berdasarkan penelitian para ahli penyembuhan holistik, tubuh fisik manusia tidak dapat dipisahkan dengan problem psikis. Pola pikir dan cara pandang seseorang akan sangat mempengaruhi caranya menyikapi kehidupan, termasuk soal makan. Misalnya, sering orang berpikir, “Saya belum merasa makan kalau belum makan nasi.” padahal ia sudah mengkonsumsi bermacam makanan yang jumlah kalorinya sudah setara atau bahkan lebih dari satu piring nasi. Dalam ilmu metafisik, pikiran seperti itu masuk ke dalam sebuah keyakinan yang membatasi (limiting belief). Selain limiting belief, faktor lain yang dapat mempengaruhi kelebihan berat badan adalah stres. Saat seseorang stres, maka sistem metabolisme juga akan terganggu. Akibatnya makanan tidak dapat tercerna dengan baik dan akan menjadi toksin yang akhirnya menjadi tonjolan-tonjolan lemak di tubuh.
Berdasarkan pengalaman menangani banyak klien dengan problem berat badan selama belasan tahun, Amalina TH, E-RYT, YACEP® (founder Balance Mind Body Soul Yoga & Wellness) menemukan bahwa memang sebagian besar klien memiliki limiting belief, stres, atau problem psikis lainnya yang kemudian mempengaruhi berat badan. “Saya memandu klien untuk mencapai berat badan ideal melalui yoga, treatment, pengaturan pola makan, serta terapi TAT (Tapas Accupressure Technique) untuk menyelesaikan masalah emosi atau keyakinan yang muncul dalam diri klien. Hasilnya sangat efektif dan luar biasa, dan yang paling penting, klien menjalani seluruh prosesnya dengan penuh kesadaran dan perasaan yang damai, “ jelas Amalina.
Saat ini Anda dapat mengikuti program slimming di Balance Mind Body Soul melalui terapi secara privat (online dan tatap muka) bersama Ibu Amalina TH, E-RYT, YACEP®. Informasi dan registrasi hubungi 0818262525 (WA only).
Sumber: Literatur TAT, Heal Your Body (Louise Hay)
Bagaimana stres itu bisa terjadi?
Stres itu dialami ketika kita berada dalam ketidakseimbangan yang biasanya terjadi karena adanya ketegangan yang tercipta karena adanya hal-hal yang berkebalikan di alam semesta ini. Ketegangan ini sebenarnya merupakan kekuatan yang ada di balik evolusi. Jika tidak ada ketegangan, maka tidak ada perubahan, sehingga evolusi juga tidak akan terjadi. Polaritas yang ada dalam ketegangan yang tercipta merupakan bagian dari tatanan alami kehidupan. Kita mendefinisikan stres sebagai pengalaman kita saat polaritas alami ini dalam keadaan tidak seimbang.
Semua proses dan perubahan terjadi dalam hubungannya dengan proses berkebalikan yang saling berhubungan. Hal-hal tersebut termasuk laki-laki dan perempuan, keinginan dan keadaan berserah, bekerja dan beristirahat, panas dan dingin, dsb. Kebalikan ini menciptakan ketegangan yang diperlukan untuk melakukan segala sesuatu dan memang diperlukan bagi kehidupan manusia. Kebalikan menjadi bermasalah ketika keseimbangan hilang dan munculah yang namanya stres. Stres dan gejala-gejalanya adalah petunjuk, seperti halnya sakit kepala yang merupakan pesan sederhana untuk memberikan sinyal bahwa tubuh kita sedang tidak seimbang.
Cara umum untuk mengukur stres adalah dengan kejadian dalam hidup, kematian orang terdekat, dan kejadian serupa. Cara lainnya adalah dengan menanyakan seseorang tentang pandangannya tentang stres. Cara lain lagi adalah dengan melihat mood seseorang, depresi dan kecemasan seseorang juga. Sebagian orang mengalami kejadian hidup yang sangat memberi tekanan dan sebagian lainnya tidak. Perbedaannya adalah perilaku orang terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Pengalaman dan perilaku oranglah yang menentukan hasil dari penyakit yang terkait stres, misalnya penyakit diabetes, jantung bahkan kanker.
Lalu apa yang bisa kita lakukan bila kita sedang tidak seimbang?
Dalam hubungannya dengan manusia, aktivitas seharusnya ada bersama-sama dengan pasangan alaminya yaitu istirahat. Saat istirahat dan aktivitas terjadi secara alami dan seimbang, maka kita ada dalam kondisi yang di dalam yoga disebut dalam keadaan Sattva.Kondisi ini mempunyai ciri-ciri olah rasa yang nyaman, tanpa paksaan dan indah dimana hidup dapat membawa kita pada sebuah aliran yang mengalir dari waktu ke waktu dan semua tindakan dan pikiran kita mengalir dari sumber kehidupan yaitu Penyatuan (Unity).
Merupakan hal yang alami jika alam memiliki mekanisme seperti stres karena keseluruhan tema dari semesta kita adalah perubahan, yang berseberangan dengan kondisi statis (diam). Pencerahan dapat didefinisikan sebagai beristirahat secara permanen pada titik keseimbangan, walaupun polaritas terus ada dengan peran mereka di dalam keberadaan kita. Di dalam diri kita ada yangan namanya tubuh kebijaksanan. Tubuh kebijaksanaan membuat kita dapat melihat peran-peran yang berkebalikan dan ketegangan-ketegangan yang dihasilkannya, sehingga ia menjadi penghubung dari proses evolusi dan jembatan dari proses fisik dan emosi yang tidak disadari menuju evolusi yang disadari penuh. Dalam hubungannya dengan stres, tubuh kebijaksanaan membuat kita dapat melihat saat kita tidak dalam keadaan seimbang serta membuat kita menggunakan kebijaksanaan, wawasan, dan cinta kasih untuk dapat membawa kita kembali dalam keadaan seimbang.
Jika penyatuan merupakan pondasi dan sumber dari keseimbangan, maka pemisahan merupakan pondasi dan sumber stres. Ketika kita merasa terpisah dari alam, orang lain, dan dari aspek-aspek lain dari diri kita, sehingga kita akan terus menerus berhubungan untuk mendapatkan kembali penyatuan diri kita. Karena itu, penyatuan dapat dikatakan sebagai sifat dasar dari diri manusia. Situasi-situasi eksternal dapat mendukung, meningkatkan, dan mengarahkan kita menuju penyatuan, tetapi tidak menyediakan penyatuan itu sendiri. Perjuangan yang tercipta dalam proses penyatuan itulah yang merupakan sumber stres, terutama jika dilakukan tanpa kesadaran dan kesabaran yang utuh.
Manajemen stres dengan yoga?
Salah satu teknik yang bisa kita latih untuk kembali pada kesadaran penyatuan diri adalah yoga. Yoga merupakan teknologi untuk mengingat esensi diri kita sebagai kesadaran penyatuan. Yoga juga merupakan teknologi bagi kesehatan diri yang terus diingat: ingat tentang kesehatan dan kesadaran yang merupakan sifat sejati diri kita. Yoga bekerja dengan stres di semua tingkat dengan cara mengurangi gejala-gejalanya. Melalui yoga, kita belajar untuk seimbang dengan alam. Yoga menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak terpisah satu dengan lainnya.
Beberapa dari sifat-sifat yang dianggap efektif dalam mengatasi stres adalah kontrol, ketrampilan memprediksi, serta menciptakan pelepasan frustasi. Cara lain adalah dengan melihat dan menyadari sepenuhnya bahwa pikiran kita ini sangat luas dan merupakan potensi penyembuh tubuh yang belum tersentuh. Dengan yoga, ketimbang belajar untuk mengendalikan dunia luar kita dan membuatnya menjadi dapat diprediksi, kita ubah fokus diri kita dari eksternal tadi menjadi internal dan kita belajar untuk menjadi pengenal dari rasa frustasi diri kita. Di dalam yoga kita belajar mengendalikan napas, tubuh dan pikiran kita sampai pada tahap tertentu, tetapi fokus utama dari pengendalian adalah berserah pada sang Maha Kuasa.
Saat ini Anda dapat mengikuti kelas Yoga Therapy For Stress Relief di Balance Mind Body Soul secara privat (online dan tatap muka) bersama Ibu Amalina TH, E-RYT, YACEP®. Informasi dan registrasi hubungi 0818262525 (WA only).
Ditulis oleh Amalina TH, E-RYT, YACEP®